BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Kamis, 17 Desember 2009

For Who Wanna Be A Writer


Bismillah..

Teringat sebuah kalimat yang penulis baca dari majalah Annida entah edisi berapa penulis lupa.

“Jangan memikirkan apa yang akan Anda tulis, namun tulislah apa yang Anda fakir.” Kurang lebih seperti itu.

Ya, memang kita tak perlu memikirkan apa yang akan kita tulis (ini teruntuk para penulis atau yang ingin jadi penulis atau fesbukers yang ingin mengisi statusnya ). Memikirkan apa yang ingin kita tulis malah menjadikan kita bingung dan tak ketemu-ketemu dengan hal yang akan kita tulis, kita sibuk berfikir, berfikir lama, hingga yang keluar dari mulut kita :”gimana ni?” (Jawa: pie iki?), itu kalimat yang kita ucapkan sehingga kita tak mulai-mulai untuk menulis. Sedangkan ketika kita menuangkan apa yang sedang kita fikirkan, menulis itu akan menjadi mudah, akan mengalir bak air yang dari hulu menuju hilir, akan berjalan tanpa tersendat.

Sebenarnya banyak hal yang kita bisa kuak, hanya perlu kesabaran, kesabaran dalam proses. Banyak hal yang bisa kita kupas, banyak ide yang bertebaran, banyak kekreatifan yang bisa kita raih, hanya kitanya saja yang perlu menangkap hal-hal itu, pintar-pintarnya kita mengambil hal-hal itu. Kalau kita bisa menjadi yang pertama kenapa kita menjadi yang kedua?

Back to topic, apa yang kita fikirkan atau apa yang kita rasakan, atau hal-hal yang di sekeliling kita bisa kita diskripsikan menjadi sesuatu yang indah, enak dibaca dan eye catching. Untuk awal-awal tak usah muluk-muluk untuk menjadikan karya kita wah(tapi ya dioptimalakan menjadikannya yang bagus), semua ini pembelajaran, nikmati saja pembelajaran, hingga kita terbiasa dan kita menjadi bisa membuat karya kita menjadi wah. Dengan selipan-selipan metaphor, hiperbol, personifikasi, atau litotes, atau yang lainnya.

O iya jangan lupa untuk menulis dengan hati (hehe konotasi ini, jangan diartikan denotasi ), karena menulis dengan hati akan menjadi lebih mengena di hati pembaca 

Dengan kita terbiasa melakukan hal atau aktivitas (kalau di sini sampelnya menulis), kita akan menjadi peka, bagaimana jika menggunakan kata ini, bagaimana jika menggunakan kata itu.

Don’t forget pula untuk selalu menambah perbendaharaan kata kita dengan membaca, membaca buku, majalah, Koran, atau media cetak lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar